SMANSARA.COM— Sebuah perjalanan Nabi Muhammad SAW dalam semalam yang disebut Isra Mikraj menjadi peristiwa penting bagi umat Islam. Sebuah kisah yang menceritakan perjalanan Nabi Muhammad SAW dari Masjidil Haram menuju Masjidil Aqsa yang kemudian naik ke Sidratul Muntaha dan menerima perintah untuk menjalankan ibadah salat wajib lima waktu. Dalam rangka memperingati peristiwa tersebut, Remaja Masjid Al-Wahyu pada Senin lalu (28/02) mengadakan Ngaji Online dengan tema “Membangun Generasi Muda Berdasarkan Keteladanan Akhlak Nabi Muhammad Saw.” Remaja Masjid Al-Wahyu mengundang seorang ustadz asal Kudus yakni ustadz Ahmad Syaifudin sebagai pembicara.
Peringatan Isra Mikraj dilaksanakan dari tahun ke tahun secara rutin, tak lupa dengan berbagai perlombaannya. Pada tahun ini, Remaja Masjid Al-Wahyu mengadakan lomba infografis, cerita islami, dan sholawat yang diumumkan pemenangnya pada kegiatan ini pula. Untuk lomba sholawat, juara 1 dari X MIPA 2, juara 2 X IPS 4 dan juara 3 XI MIPA 6. Lomba cerita islami, juara 1 dari XI MIPA 6, juara 2 X MIPA 6, dan juara 3 XI MIPA 5. Untuk perlombaan terakhir yaitu lomba infografis, juara 1 XI BB, juara 2 X IPS 3 dan juara 3 dari X MIPA 3.
Kemudian pada acara inti yakni mauidzah hasanah yang disampaikan oleh Ahmad Syaifuddin, beliau menyampaikan bahwa peristiwa isra mikraj memang tidak masuk akal apabila dipikir dengan nalar, namun beliau menyuruh para muslim untuk mengukur peristiwa isra mikraj ini bukan dengan akal, tetapi dengan hati nurani, keimanan, serta ketakwaan kepada Nabi Muhammad SAW. Selain itu, beliau juga menyampaikan 4 perkara untuk pelajar supaya mencapai kesuksesan yakni ketika belajar memperhatikan dengan sungguh-sungguh, menggunakan pola berpikir yang baik, guru yang selalu menasehati, dan yang terakhir konsisten dalam belajar.
Kesimpulan yang beliau sampaikan adalah apabila ingin mencapai kesuksesan, setiap orang harus memegang apa yang telah disampaikan oleh Imam Nawawi. Apapun yang terjadi jangan sampai menyepelekan guru. Siapapun gurunya, apapun kedudukannya, karena guru adalah orang tua di sekolah sehingga mereka wajib untuk dihormati. Doa seorang guru kepada muridnya, laksana doa Nabi kepada umatnya.