SMANSARA.COM – Sabtu (13/03) Ekstrakurikuler Karya Ilmiah Remaja (KIR) SMAN 1 Jepara mengadakan kegiatan Diskusi Bareng Alumni. Kegiatan ini dilaksanakan satu minggu sekali atau dua minggu sekali, tergantung jadwal sekolah dan jadwal alumni yang mengisi. Kegiatan ini menggantikan kegiatan diskusi ilmiah yang biasanya diadakan di sekolah, dikarenakan pandemi, diskusi ilmiah diganti menjadi diskusi bareng alumni, acara ini sudah berlangsung dua kali.
Acara ini terbuka untuk umum, siapa saja boleh mengikutinya. Pada minggu ini, dihadiri kurang lebih 20 peserta, yang di antaranya sudah ada tiga pembina KIR SMAN 1 Jepara, yaitu :
1. Asyif Awaludin Romadhoni, S.Pd.
2. Dra. Puji Rahayu, M.Pd.
3. Maria Yekiana Mulyahati, M.Pd.
Selain para pembina, acara ini juga dihadiri oleh 3 alumni KIR yang berhasil dalam studi lanjut dan kariernya, Wahyu Nanda Kusuma Pertiwi (reporter Kompas.com), Eunike Cahya Utaminingtyas (ASN imigrasi Bali), dan Magdalena Christiana (Accounting Polytron Kudus). Akan tetapi, Magdalena atau perempuan yang akrab dengan sapaan Lena itu berhalangan hadir. Jadi hanya dua alumni saja yang menjadi pengisi acara sekaligus tamu undangan.
Kali ini, kegiatan diskusi bareng alumni mengusung tema Tradisi Bharatan, para alumni meneliti Tradisi Bharatan mulai dari segi ekonomi, budaya, sosial, dan lain-lain. Menurut penuturan Adinda Berliana, ketua ekstrakurikuler KIR SMAN 1 Jepara, yang menentukan tema diskusi adalah para pembina. Akan tetapi sebenarnya, hal yang diulas adalah karya-karya yang pernah diteliti oleh para alumni, misalnya pada minggu ini, Magdalena, Nanda, dan Cahya sudah pernah meneliti Tradisi Bharatan sewaktu masih menjadi anggota KIR, jadi dalam pertemuan ini mereka hanya mengulas dan memaparkan kembali kepada para peserta meeting.
Diskusi bareng alumni tidak hanya berisi tentang pemaparan materi, menurut penuturan salah satu peserta acara sekaligus anggota ekstrakurikuler KIR SMAN 1 Jepara, Lilia Hasna Fauzia mengatakan, “Acara ini bukanlah acara formal, kami hanya saling berbincang, sharing, dan brainstorming.”
Selain itu, Maria Yekiana Mulyahati, selaku pembina ekstrakurikuler KIR menjelaskan bahwa para pembina ingin memberi informasi dan motivasi kepada anggota KIR tentang pentingnya membiasakan diri dengan karya ilmiah. Manfaat dalam berproses melalui KIR antara lain tentang kerjasama, disiplin, keberanian menyampaikan pendapat dan membawa pengaruh dalam pikiran orang, juga meningkatkan pola pikir kritis dan sistematis.
“Saya harap semangat anggota KIR menjadi semakin menyala-nyala dalam melakukan penelitian dan membuat karya karena jika karya sudah ada, maka banyak kesempatan terbuka untuk mengikuti lomba dan memenangkan lomba,” harap Maria Yekiana Mulyahati.