Latar belakang seseorang dan keterbatasan bukan menjadi halangan untuk mewujudkan sebuah keinginan yang sudah dicita-citakan. Contoh, Raden Ajeng Kartini, perempuan dari Jepara yang berhasil menegakkan emansipasi wanita dalam kerasnya lingkungan Keraton.
Kartini, yang selalu dikenang dan diagungkan keberanian serta kegigihannya di tanah kelahirannya, Jepara, dalam Kirab Budaya Tahunan HUT Jepara selalu diperankan oleh sosok yang berbeda-beda dari tahun ke tahun. Silvie Elmia Sari, tahun ini memegang tanggung jawab untuk memerankan sosok Raden Ajeng Kartini.
Gadis berkulit kuning langsat layaknya putri pesisir lainnya ini, terpilih menjadi salah satu dari 4 kandidat perwakilan SMA Negeri 1 Jepara untuk mengikuti pemilihan sosok Raden Ajeng Kartini. Seperti remaja lainnya, gadis kelahiran Jepara, 11 Agustus 1998 ini menjalani kehidupannya dan memiliki kesibukan belajar yang sama di sekolah. Silvie, begitulah sapaan akrab teman-temannya dalam kesehariannya. Sosok yang selalu tampil periang dan ceria ini sempat tercengang karena mendapati dirinya sebagai finalis pemilihan sosok Raden Ajeng Kartini untuk Kirab Budaya tahun ini.
Anak dari pasangan Bapak Wardi dan Ibu Sumiatun ini baru pertama kali mengikuti pemilihan sosok Raden Ajeng Kartini. Pada awal pemilihan, ia sempat pesimis karena ― menurut Silvie ― banyak peserta lain yang lebih cantik dan sesuai dengan kepribadian Raden Ajeng Kartini sendiri. Ia bersaing dengan 74 orang peserta lainnya yang akhirnya berhasil membawa dirinya untuk memerankan sosok Raden Ajeng Kartini pada Kirab Budaya kali ini. Salah satu motivasi untuk berani memerankan sosok ‘reinkarnasi’ Raden Ajeng Kartini ini adalah kepercayaan yang telah diberikan kepadanya.
Menurut gadis 16 tahun ini, memerankan sosok Kartini tidak semudah dibayangkan karena bertolak belakang dengan kepribadiannya. Sosok Kartini yang lugu dan kalem menjadi tantangan tersendiri bagi Silvie. Namun, tantangan itu tak membuatnya menyerah, ia justru merasa lebih tertantang dengan kesulitan tersebut.
“Harus memerankan sosok yang kalem, lugu itu susah soalnya ga terbiasa.” Ujarnya dengan sedikit tawa.
Silvie mengaku senang dengan terpilihnya ia menjadi sosok ‘reinkarnasi’ Raden Ajeng Kartini, karena dengan begitu ia bisa lebih banyak mengenal teman dan menambah pengalaman. “Walaupun menurutku hasilnya kurang memuaskan, karena aku sendiri juga lagi sakit, tapi selama ini aku sudah berusaha.” Tuturnya.
Menurutnya, menjadi sosok ‘reinkarnasi’ Raden Ajeng Kartini sehari memberikan pengalaman yang sangat berharga, apalagi ini menjadi pengalaman pertamanya. (JA)