Olimpiade Barang Bekas (Obas) yang berlangsung pada Senin (17/11), di SMA Negeri 1 Jepara sukses diselenggarakan. Kegiatan tahunan ini dilakukan untuk mengurangi sampah-sampah dan mengembangkan kretaivitas dalam memanfaatkan barang bekas.
Ketua OBAS, Rifki Kurniawan, mengaku tidak ada kesulitan dalam kegiatan ini, partisipasi dan karya-karya siswa yang dilombakan telah memuaskan panitia. Meskipun ada rasa kecewa karena tidak sedikit yang mengumpulkan barang yang dilombakan dengan ‘asal-asalan’.
Salah satu karya yang telah memikat ketua kegiatan adalah ‘Roboclock’. Roboclock dengan bahan barang bekas seperti kaleng minuman soda bekas, korek bekas dan kabel bekas ini ternyata hanya hasil ‘iseng’ si pembuat, M. Rizal Maulana dari X IS 1.
“Tidak terlalu susah saat membuat, tetapi mendapat inspirasi saat mencari ide bentuk robot yang lumayan susah karena tanpa sketsa,” jelasnya. Lelaki berusia lima belas tahun ini mengatakan bahwa sudah sering membuat benda dari barang bekas contohnya sepeda dari bambu.
Penilaian dilakukan saat itu juga tepatnya di ruang Training Research Reference Center (TRRC) sekolah, dengan tiga juri yaitu Ibu Anisa, Bapak Makrus, serta Bapak Hanibal yang merupakan guru SMA Negeri 1 Jepara.
“Siswa Smansara sangat kreatif dan karya-karya yang dikumpulkan bervariatif, namun karya-karyanya perlu dibuat yang lebih menarik lagi agar mempunyai nilai jual yang tinggi,” tegas Ibu Anisa. Penilaian dengan ketentuan harus mempunyai fungsi dan nilai jual tersebut akan diumumkan hasilnya pada Rabu (19/11).
“Akan lebih baik jika setelah lomba diadakan pameran supaya bisa meningkatkan kretaifitas dan karya-karya tersebut ada yang membeli sehingga benar-benar memiliki daya jual,” tutup ibu guru Bahasa Indonesia itu. (MLI/VLS)