
Aku adalah seorang siswa SMP yang mau lulus. Bingung pilih sekolah mana yang cocok untukku, terjadi saat ini! “SMAN 1 Jepara (Smansara) atau SMKN 3 Jepara (Smea)”, tanyaku pada temanku setiap hari.
Saat mentari muncul, aku membuka telepon genggam. Aku bingung mau pilih sekolah yang mana untuk kulanjutkan. Maka dari itu, aku cari informasi terkait kedua sekolah tersebut. @infosmansara adalah nama sosial medianya. Kemudian aku mengulik lebih dalam seperti akun-akun organisasi yang ada di SMAN 1 Jepara. Kemudian aku follow (ikuti).
Muncul notifikasi postingan dari Instagram Smansara yang menyombongkan capaian prestasi yang diraih oleh peserta didiknya. “Apa aku sekolah di sini aja ya? Kayaknya bagus deh,” ucapku dalam hati.
Di lain hari, aku dapat kunjungan dari alumni sekolahku, yang sekarang dia bersekolah di SMAN 1 Jepara. Dia berkunjung untuk observasi alat milik sekolahku. Setelah observasi, aku juga bertanya-tanya tentang SMAN 1 Jepara. Simbiosis mutualisme (hubungan yang menguntungkan), dia untung bisa observasi, aku juga untung. Menurut dia, SMAN 1 Jepara bagus ada ekstrakurikuler yang banyak dan mendukung hobiku. Dia juga bilang “kalau mau sekolah di Smansara, bangunlah relasi dengan guru-guru dan teman-teman.”
Komputer sudah menjadi temanku. Hobiku adalah hal-hal yang berbau komputer. Kamera X, metafora dan jurnalistik adalah ekstra yang berarakan dengan komputer. “Kayaknya cocok denganku,” pikirku. Tapi di sisi lain juga multimedia-nya SMKN 3 Jepara juga bagus.
Belum kuputuskan mana yang cocok, Smansara atau Smea? Sekarang aku mau fokus belajar untuk ujian dulu supaya mudah masuk ke jenjang berikutnya. Sekolah bukanlah pilihan, tidak ada yang jelek. Setiap sekolah pasti ada kelebihannya.
Karya finalis Journalism Fair 2025: Farid Azka, SMP Negeri 5 Jepara