SMA Negeri 1 Jepara Meluncurkan Portal Media Online

Tuntutan zaman

Pada zaman globalisasi semua orang harus bisa menulis. Kondisi ini disebabkan menulis sudah menjadi suatu hal yang sangat penting. Maka dari itu, SMA Negeri 1 Jepara (Smansara) mempersiapkan anak didiknya untuk dapat menghadapi tantangan zaman tersebut. Dalam mewujudkannya, OSIS Smansara mengadakan Workshop Jurnalistik Online. Kegiatan edukatif ini berlangsung pada tanggal 9-10 November di Ruang Multimedia Smansara.

Workshop dengan tema Membangun SmansaraDotCom Portal Berita Online Pelajar ini mengundang Muhammadun Sanomae sebagai narasumber. Peserta terdiri atas puluhan siswa dari berbagai kelompok ekstra kurikuler.

Madun, panggilan akrab Muhammadun, menjelaskan bahwa portal blog.sman1jepara.sch.id yang didominasi berita ini masih sepi pengunjung. Hal ini disebabkan sedikitnya tulisan yang di upload. Padahal, untuk portal [dot]com, minimal harus menerbitkan berita dua pekan sekali. Satu-satunya cara untuk meramaikan traffic blog adalah memperbanyak tulisan. Untuk memperbanyak tulisan, kita harus rajin menulis.

Menulis bukan bakat

Menurut Madun, kemampuan menulis berita adalah keterampilan. “Kemampuan jurnalistik 2000% merupakan skill,” terang Madun. Jadi, bagi yang mempunyai passion di dunia jurnalistik tetapi tidak dari keluarga penulis, jangan khawatir. Menulis butuh latihan.

“Orang menulis itu harus diawali dari membaca. Membaca apa saja. Termasuk diskusi, membaca pikiran orang,” lanjut Madun. Jadi, selain latihan menulis berita, membaca juga penting.

Berita bukan artikel

Berita bukan artikel. Banyak orang yang menyamakan berita dengan artikel. Padahal keduanya jelas berbeda. Berita, informasi menarik yang bisa disampaikan kepada pembaca. Sedangkan artikel tidak memerlukan interview dan mengandung opini.

Tips and trick

Selain pemberian materi, Madun juga mengadakan sesi tanya jawab. Kondisi Ruang Multimedia Smansara yang awalnya sepi mulai berisik. Peserta aktif menanyakan berbagai pertanyaan seputar jurnalistik meski awalnya malu-malu.

“Bagaimana caranya menghindari kemacetan dalam menulis?” tanya Rizky, salah seorang peserta workshop. Madun menyarankan bahwa sebelum melakukan menulis berita, pastikan sebelumnya telah melakukan wawancara yang lengkap. Membiasakan menulis berita sesering mungkin, dan menyelesaikan tulisan secepatnya juga dianggapnya sebagai cara paling efektif untuk menghindari kemacetan menulis. Termasuk menulis berita.

Berita yang menarik dipandang dari parameter pembaca. Tuntutan seorang jurnalis adalah peka. Peka apakah berita yang akan dimuat dapat menarik pembaca atau tidak. Memberikan judul berita yang menarik juga penting. Judul yang menarik menyesuaikan dengan kalangan pembacanya. Dan judul berita yang menarik bukan berarti sembrono, tetapi tetap aman untuk dibaca khalayak umum.

Dalam wawancara, tidak semua informasi harus ditulis. “Tidak semua informasi bisa jadi berita,” jelas wartawan Suara Merdeka tersebut. Berita yang baik menyangkut kehidupan orang banyak. Berita harus selalu up-to-date. Kedekatan, baik tempat maupun psikologis akan memengaruhi minat pembaca. Kepopuleran narasumber juga faktor penting karena dapat mengundang empati pembaca. Nilai-nilai tersebut memengaruhi keputusan redaksional. Keputusan tentang menentukan sebuah berita pantas dimuat atau tidak.

Untuk menerapkan ilmu yang telah diberikan, Madun memberikan pekerjaan rumah (PR). Setiap peserta diwajibkan membuat satu berita dengan tema workshop hari pertama. PR ini akan dikumpulkan kepada Madun melalui email dan dievaluasi keesokan harinya.

Berita yang lengkap pasti didahului wawancara yang lengkap. Memperhatikan etika berwawancara, membuat pertanyaan yang tepat, mengenali topik dan menguasai materi, mencatat poin-poin penting, dan membuat tulisan seolah hidup adalah tips dari pria yang kini tinggal di Mulyoharjo tersebut.

Features

Jika pada hari pertama peserta belajar seluk-beluk berita, maka hari kedua mereka belajar features. Berita umumnya lebih banyak menggunakan pikiran (think). Sedangkan features lebih banyak menggunakan otak kanan atau perasaan (feeling). Features bertujuan menghibur, mendidik, dan menyentuh perasaan pembaca. Features ditulis dengan bahasa cerita pendek (cerpen).

Melalui beberapa pengalaman Madun dalam menulis berita, features yang baik adalah yang bisa menarik empati pembaca.

Bukan sekadar teori

Setelah Madun selesai menyampaikan materi tentang features, peserta praktik berwawancara. Dzul Fikri Liulin Nuha, Ketua OSIS Smansara, menjadi narasumber features yang akan dibuat peserta.

Serempak, peserta memberondong remaja bertinggi badan 180cm itu dengan puluhan pertanyaan. Pertanyaan umumnya berkisar antara kehidupan sekolah dan cita-cita masa depan putra sulung dari Arifin dan Istirochatun tersebut.

Seusai wawancara, panitia memberi waktu 30 menit bagi peserta untuk membuat features. Setelah Madun mengevaluasi puluhan features yang dikumpul, diambil dua features terbaik. Satu features dengan judul paling menarik. Dan satu features untuk isi dengan bahasa terbaik.

Curhat, kesan, dan pesan

Sebelum mengakhiri acara, peserta mengungkapkan tentang apa yang menjadi kendala mereka dalam menulis.

Selain itu Madun juga menceritakan bahwa workshop ini sangat berkesan baginya. Ia senang dengan respon positif dari peserta. Ia memperbolehkan setiap peserta untuk menanyakan hal apapun yang berkaitan dengan jurnalistik kapan pun. Madun juga berjanji bahwa workshop ini tidak akan sia-sia. Wartawan yang telah bekerja lebih dari sepuluh tahun itu yakin bahwa workshop ini akan berguna kedepannya.

Memiliki niat, mengubah pola pikir, banyak membaca, rajin menulis, berani dan optimis, serta aktif berdiskusi saat rapat redaksi akan membuat kemampuan menulis semakin meningkat.

Semoga semangat menulis para peserta tidak selesai di workshop saja. Diharapkan semua orang yang telah berperan dalam workshop ini akan aktif menulis dan menjadikan blog.sman1jepara.sch.id sebagai portal media online yang terdepan.

Bukan Sekadar Teori: Dzul Fikiri (kanan) saat menjadi narasumber sesi praktik wawancara Workshop Jurnalistik Online di Ruang Multimedia SMA Negeri 1 Jepara, Minggu (10/11).
Bukan Sekadar Teori: Peserta sibuk mencatat jawaban dari Dzul Fikiri (kanan) saat menjadi narasumber sesi praktik wawancara Workshop Jurnalistik Online di Ruang Multimedia SMA Negeri 1 Jepara, Minggu (10/11).
SMA Negeri 1 Jepara Meluncurkan Portal Media Online
Scroll to top